Seorang perempuan berinisial RU, warga Desa Mangon Kecamatan Sanana, Kebupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara meninggal dunia usai melahirkan anak keduanya di RSUD Sanana, Sabu (13/9/2025).

Pasien meninggal diduga akibat petugas rumah sakit menolak melakukan transfusi darah kepada pasien yang mengalami pendarahan.

u keluarga pasien mengaku, saat pasien mengalami pendarahan, mereka berkali-kali meminta petugas rumah sakit untuk segera transfusi darah terhadap RU karena kondisinya semakin kritis.

Mirisnya, pihak rumah sakit malah menyarankan kepada keluarga pasien untuk mencari pendonor untuk menggantikan stok darah yang dipakai pasien.

“Padahal kami sudah meminta petugas kebidanan untuk segera transfusi darah, tapi pihaknya meminta kami untuk cari dulu pendonor agar bisa mengganti stok darah yang ada di rumah sakit. Di situ saya bilang ini tengah malam, kami akan upayakan cari pendonor besok asalkan stok yang ada dipakai dulu, tapi pihak petugas jaga tetap tidak mau,” kata keluarga korban.

Meski begitu, pihaknya tetap berupaya mencari pendonor melalui whatsapp grup dan menghubungi kerabatnya, namun tidak menemukan pendonor. Karena kondisinya makin kritis, pihak keluarga kembali memohon kepada petugas RS untuk menggunakan stok darah yang ada. Sayangnya, petugas tetap ngotot enggan memberikan darah ke pasien yang makin kritis.

“Nanti sampai keluarga marah baru ada petugas yang langsung ambil stok darah, namun usaha petugas terkesan sia-sia. Karena, baru berapa menit transfusi darah pasien meninggal,” ungkapnya.

Peristiwa itu membuat keluarga naik pitam dan merusak sejumlah fasilitas di ruang kebidanan RSUD Sanana.

“Andaikan kalau permintaan kami dipenuhi, maka besar kemungkinan saudara kami tidak meninggal jika dilihat dari kacamata medis, namun dibiarkan berlarut-larut akhirnya nyawa saudara kami tak tertolong,” tukasnya.

Pihaknya juga meminta Bupati Kepulauan Sula, Fifian Adeningsi Mus segera mengambil tindakan tegas dengan mencopot Direktur RSUD Sanana dan menggantikan kepala ruangan kebidanan.

Sementara Direktur RSUD Sanana, Ulia H. Ngofangare saat diminta keterangan mengaku belum bisa memberikan keterangan soal peristiwa tersebut.

“Saya belum bisa menyampaikan apa apa ke media, karena untuk kasus ini masi dalam tahap investigasi,” pungkas Ulia.(ham)