Perumda Ake Gaale Ternate dan Sinoma International Environmental Group menjajakan kerja sama untuk mendukung perkembangan sektor air minum di Ternate, Rabu (25/6/2025).

Sinoma International Environmental Group merupakan perusahaan asal Beijing, yang mencakup pengolahan air, pengolahan air limbah kota dan industri, termasuk desalinasi air laut.

Pertemuan yang difasilitasi oleh Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (PERPAMSI) tersebut berlangsung di ruang rapat Perumda Ake Gaale Ternate yang dihadiri dua perwakilan Sinoma International Environmental Group yakni Direktur Penjualan Mr. Pang Zhiguo, Business Manager, Mr. Yan Wenxing.

Sementara Perumda Ake Gaale dihadiri oleh Plt Direktur Utama, Muhammad Syafei, Direktur Teknik, Maslan Deis, Ketua Dewan Pengawas Perumda Abdullah Bandang, staf Biro PERPAMSI, Gilang Sandhika Aji. Pertemuan itu juga dibantu oleh translator, Sonia Hondir.

Direktur Penjualan Sinoma, Pang Zhiguo menjelaskan, Sinoma memiliki pengalaman ekstensif di bidang teknik pengolahan air, aplikasi membrane, dan smart water system. Pihaknya bermaksud melakukan survei di beberapa lokasi di wilayah Maluku, Kota Ternate, dan Bitung untuk mendapatkan informasi terkait potensi kerja sama untuk mendukung pengembangan berkelanjutan sektor air minum di Indonesia.

“Menawarkan teknologi desalinasi air laut sebagai pengganti air tanah, yang dapat menjadi lebih efisien jika dikombinasikan dengan teknologi energi baru (new energy),” jelas Pang.

Dia menjelaskan, operasional perusahaan yang selama bergantung pada listrik PLN bisa ditransformasi menggunakan energi terbaru seperti pemanfaatan sampah rumah tangga. Pang Zhiguo menjelaskan, 1.000 ton sampah dapat dikonversi menjadi sekitar 12 Megawatt (MW) listrik.

“Solar panel ideal digunakan di wilayah dengan intensitas matahari tinggi dengan kebutuhan waktu 1.600 jam/tahun, dan estimasi biaya Rp500/kWh,” paparnya.

Business Manager, Yan Wenxing menambahkan, Sinoma juga membuka peluang kerja sama dengan model yang fleksibel, melalui tiga opsi, yakni skema pembiayaan melalui ADB (Asian Development Bank), private partnership, dan kerja sama B2B (Business to Business).

Plt Dirut Perumda, Muhammad Syafei menjelaskan, konsumsi listrik perusahaan mencapai Rp2 miliar per bulan.

Hampir seluruh sumber air baku berasal dari air tanah, yang membutuhkan konservasi jangka panjang. Pihaknya, pernah melakukan pemasangan panel surya, namun performa menurun signifikan setelah satu tahun pemakaian. Di sisi lain, Non Revenue Water (NRW) saat ini mencapai 36 persen, terdiri dari kebocoran fisik dan non-fisik.

Perumda Ake Gaale, kata Syafei menyambut baik rencana kolaborasi tersebut apalagi mendorong pemanfaatan sampah sebagai alternatif sumber energi listrik terbaru.

Syafei yang juga Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Ternate itu bilang, sampah domestik di Kota Ternate mencapai 100–120 ton per hari.

“Cakupan layanan air minum perpipaan mencapai 58 persen, masih terbuka potensi pengembangan. Sedang direncanakan pembangunan District Meter Area (DMA) untuk pengelolaan NRW secara lebih efisien,” kata Syafei.

Dia menekankan bahwa Waste to Energy merupakan prioritas utama yang patut dipertimbangkan dalam penjajakan kerja sama ini.

Direktur Teknik, Maslan Deis menambahkan,
kolaborasi antara Perumda Ake Gaale Ternate dengan perusahaan internasional seperti Sinoma sangat penting untuk meningkatkan kapasitas dan efisiensi dalam pengelolaan air bersih. “Kita berharap pertemuan ini dapat memberikan paradigma baru dari pengalaman dan teknologi yang dimiliki oleh Sinoma,”kata Maslan.

PERPAMSI sendiri berharap kunjungan ini dapat menjadi awal dari kolaborasi konkret yang tidak hanya bermanfaat bagi Kota Ternate, tetapi juga dapat menjadi success story nasional dalam integrasi pengelolaan air dan energi baru di sektor air minum Indonesia. (rie)